kulekatkan doa di telingamu
biar kau mendengarnya
setiap kali kau merasa
tak ada orang yang mendengarkanmu
kulekatkan doa di pintu kamarmu
biar menjadi penjagamu
setiap kali kau merasa
kegelapan mengintaimu di luar sana
kulekatkan doa di tumitmu
biar menjadi kekuatanmu
setiap kali kau merasa
lelah letih akan menghentikan langkahmu
kulekatkan doa di kedua matamu
biar menjadi pelitamu
setiap kali kau merasa
semua yang kau lihat menyesatkanmu
kulekatkan doa di hatimu
biar menjadi pedomanmu
setiap kali kau merasa
tak mengerti arah untuk menemukanku
karena aku tak selalu
ada di sisimu
yang dapat menjelma
menjadi segala sesuatu
yang kau butuhkan
di saat-saat terberat
di hidupmu
di saat bahuku
tak lagi cukup luas
‘tuk menampung
air matamu yang ruah
***